Wednesday, October 2, 2013

Sejarah Kuntilanak Dan Kota Pontianak

Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak, pontianak) adalah hantu
yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal
dunia atau wanita yang meninggal kerana melahirkan dan kanak-kanak tersebut belum sempat lahir. Nama "kuntilanak" atau "pontianak" kemungkinan besar berasal dari gabungan kata
"bunting" (hamil) dan "anak".

Kota Pontianak mendapat namanya kerana konon Abdurrahman Alkadrie, pengasas Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana. Dalam folklor melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik yang punggungnya berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung
untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja.

Konon laki-laki yang tidak berhati-hati boleh dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak juga senang menikmati bayi dan mencederakan wanita hamil. Dalam cerita seram dan film horor di televisyen Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bahagian tengkuk, seperti vampir. Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu.

kuntilanak mengikut tradisi Sunda tidak mempunyai lubang di
punggung dan hanya mengganggu dengan hantu saja. Jenis yang mempunyai lubang di belakang sebagaimana keterangan di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pokok tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (popular disebut "waru
doyong". Kepercayaan penangkalan Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila pergi ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam
seperti paku boleh menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di
belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan
masyarakat Indonesia yang lain, lokasi untuk memasukkan paku boleh bergerak ke bahagian atas ubun-ubun kuntilanak. Kepercayaan akan adanya kuntilanak atau sundel bolong sangat sering dijadikan sebagai bahan urban legend dan cinema.